TEKNIK
PEMERIKSAAN RENOGRAM ERPF
Pengertian
|
Pemeriksaan fungsi
ginjal (fungsi tubuler) dengan menggunakan radiofarmaka
|
Tujuan
|
Evaluasi
fungsi ginjal baik kualitatif maupun kuantitatif
|
Indikasi
|
·
Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal
·
Uji saring hipertensi renovaskuler
·
Deteksi dan evaluasi obstruksi system koleksi ginjal
|
Kontraindikasi
|
Wanita hamil / menyusui
|
Prosedur
Persiapan
|
Persiapan
Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan
memberikan minum 500 ml sebelum pemeriksaan.
Pada pemakaian radiofarmaka 131I-hippuran,
penderita sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan
tiroid agar tidak menangkap 131I.
Kandung kemih penderita diusahakan dalam keadaan
kosong.
Peralatan
a. Kamera gamma :
Large Field of Fiew.
·
Kolimator :
LEHR untuk 99mTc- MAG3.
Medium Energy collimator untuk pemekaian 131I- hippuran.
· Energy Setting :
Low energy pada puncak 140 KeV.
Medium energy pada puncak 364 KeV.
· Window width : 20 %
Radiofarmaka
131I hippuran
sebanyak 300 uCi atau 99mTc-MAG3 sebanyak 5 mCi disuntikan di vena
mediana kubiti secara bolus.
Catatan:
Pada penderita yang sebelumnya telah dilakukan IVP,
pemeriksaan renogram harus ditunda dahulu kurang 2 minggu, agar edema sel-sel
tubuli akibat penggunaan zat kontras pada IVP mereda.
|
Prosedur
Tindakan
|
Tatalaksana
Posisi pasien telentang, kamera dari arah posterior.
Deteksi ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan
kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan.
Protokol:
Akuisisi : Teknik pencitraan dinamik.
Matrix 128 x 128
Frame/time I: 30 frame/2 menit (bila menggunakan mAG 3)
Frame/time II: 30 frame/60 menit
Pemrosesan data:
Seluruh data kasar digabung, kemudian dibuat ROI pada
kedua ginjal serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang
untuk membuat kurva waktu-aktivitas.
|
Penilaian
|
Pada pencitraan dinilai
penangkapan radioaktivitas oleh kedua ginjal untuk melihat kemampuan ginjal
mengekstrasi radiofarmaka.
Penilaian kurva sebagai
berikut:
Kurva normal
memperlihatkan adanya tiga fase yang klasik.
Fase pertama initial: terjadi peningkatan secara cepat segera setelah
penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan injeksi dan aliran darah
vaskuler ke dalam ginjal. Dari fase ini dapat pula dilihat teknik dari penyuntikan radiofarmaka,
apakah bolus atau tidak. Fase ini terjadi DALAM 60 DETIK
Fase kedua sekresi: menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat
secara bertahap. Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka
oleh dan di dalam ginjal melalui proses difusi lewat sel-sel tubuli kedalam
lumen tubulus. Dalam keadaan normal fase ini mencapai puncak dalam waktu 2 –
5 menit.
Fase ketiga/ekskresi: tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai
puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk
dan yang meninggalkan ginjal. Waktu paruh
efektif (T ½ max ) < 15 menit.
|
Lama
Tindakan
|
30 menit
|
Kalo Gini kan enak toh deq....
BalasHapusrajin rajin nge posting.
biar banyak yang View.
Go A Head Nge Blog Nya. :)
Visit For View : http://palmahutabarat69.blogspot.com/